·
Pengertian
Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang
berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan seseorang.
Harapan dapat terjadi dan dapat terjadi, agar harapan tersebut dapat terjadi
harapan pun harus disertai dengan kepercayaan.
·
Apa Persamaan
Harapan dengan Cita-Cita?
Harapan dan cita-cita adalah suatu
perasaan keinginan yang berasal dari dalam hati kita dan memiliki tujuan (visi
dan misi) untuk dapat mewujudkannya agar sesuai dengan yang di harapkan dan
dicita-citakan.
Contoh harapan:
Ada seorang anak yang dari kecil sudah
berpisah dengan ayahnya karena kedua orang tuanya sudah berpisah, sehingga ia
merasa keluarganya sudah hancur. Permasalahan tersebut pun belum selesai karena
tanpa ia sadari bahwa ia mengidap kanker otak sejak ia duduk dibangku sekolah
SMP tapi ia baru menyadari saat dia kelas 1 SMA sehingga ia langsung divonis
kanker stadium 2 yang membuatnya tambah sedih dan dia harus melewati semuanya
sendirian, dia selalu berharap dan berdoa agar semuanya dapat selesai dengan
baik ia bisa sembuh dan keluarganya bersatu, setidaknya dia dapat melihat kedua orang
tuanya bisa bersatu lagi sebelum ajal menjemputnya. Dan ternyata 4 tahun
kemudian walaupun doanya tentang keluarganya agar bersatu lagi belum
terkabulkan Tuhan masih memberikan kesempatan dan umur panjang kepada anak ini walaupun
sebelumnya ia divonis kanker otak stadium akhir yang dikatakan oleh dokternya
jika operasi kemonya tak berhasil ia hanya akan bisa bertahan hidup selama 6
bulan, tapi pujiTuhan ternyata setelah operasi kemo yang ke 3 kalinya ia
berhasil sembuh dari kanker otaknya yang telah ia idap selama bertahun-tahun
lamanya.
Kisah tersebut adalah kisah nyata yang
saya ambil dari kehidupan teman saya, dari kisah tersebut kita dapat mengetahui
bahwa keajaiban dari sebuah kepercayaan dan doa berperan kuat dalam pemenuhan
sebuah harapan, walaupun doa mu tak terjawab itu bukan karena tak dijawab tapi
karena belum saatnya, Tuhan selalu membuat rencana yang indah untuk kita semua,
bahkan dari kisah di atas menunjukan bahwa ternyata dia masih diberi kesempatan
untuk dapat merasakan kebahagiaan yaitu merasakan hidup tanpa penyakit.
·
Pengertian doa
Doa adalah sebuah penyampaian yang ada
didalam hati kita kepada Tuhan, secara pribadi
Macam-macam doa :
Ø Doa ucapan terimakasih, berisi ungkapan terimakasih
atas anugrah yang telah diberikan.
Ø Doa minta pengampunan, berisi ungkapan permintaan
maaf dan pengkuan kesalahan.
Ø Doa meminta sesuatu, berisi ungkapan keinginan.
Contoh
doa dalam agama Kristen adalah “Doa Bapa Kami:
Bapa kami yang
disorga
Dikuduskanlah
nama-Mu
Datanglah
Kerajaan-Mu
Dibumi seperti
di sorga
Berikanlah kami
pada hari ini
Makanan kami
yang secukupnya
Dan ampunilah
kami atas kesalahan kami
Seperti kami
juga mengampuni
Orang yang
bersalah kepada kami
Dan janganlah
membawa kami kepada pencobaan
Tetapi lepaskanlah
kami daripada yang jahat
Karena Engkaulah
yang empunya Kerajaan, dan
Kuasa, dan
kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin
·
Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan Berasal dari kata percaya, artinya
mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal hal yang
berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada Ucapan yang
sering kita dengar
– Ia tidak percaya
diri sendiri
– Saya tidak percaya
ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya
– Bagaimana juga kita
harus percaya kepada pemerintah
Dengan contph berbagai kalimat yang sering kita dengar
dalam ucapan sehari hari itu maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan
itu adalah kebenaran..
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan
karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang
lain. Kebenaran pengetahuan yang di dasarkan ats orang lain itu disebabkan
karean orang lain itu dapat di percaya.
·
B. Teori-Teori Kebenaran
Menurut Filsafat
1. Teori
Corespondence
Masalah
kebenaran menurut teori ini hanyalah perbandingan antara realita oyek (informasi,
fakta, peristiwa, pendapat) dengan apa yang ditangkap oleh subjek (ide, kesan).
Jika ide atau kesan yang dihayati subjek (pribadi) sesuai dengan kenyataan,
realita, objek, maka sesuatu itu benar.
Teori
korispodensi (corespondence theory of truth) ® menerangkan
bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada
kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan
objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.
Kebenaran
adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaran dengan realitas yang
serasi dengan sitasi aktual. Dengan demikian ada lima unsur yang perlu yaitu :
1.
Statemaent (pernyataan)
2.
Persesuaian (agreemant)
3. Situasi
(situation)
4. Kenyataan
(realitas)
5. Putusan (judgements)
Kebenaran
adalah fidelity to objektive reality (kesesuaian pikiran dengan kenyataan).
Teori ini dianut oleh aliran realis. Pelopornya plato, aristotels dan moore
dikembangkan lebih lanjut oleh Ibnu Sina, Thomas Aquinas di abad skolatik,
serta oleh Berrand Russel pada abad moderen.
Cara
berfikir ilmiah yaitu logika induktif menggunakan teori korespodensi ini. Teori
kebenaran menuru corespondensi ini sudah ada di dalam masyarakat sehingga
pendidikan moral bagi anak-anak ialah pemahaman atas pengertian-pengertian
moral yang telah merupakan kebenaran itu. Apa yang diajarkan oleh nilai-nilai
moral ini harus diartikan sebagai dasar bagi tindakan-tindakan anak di dalam
tingkah lakunya.
Artinya anak
harus mewujudkan di dalam kenyataan hidup, sesuai dengan nilai-nilai moral itu.
Bahkan anak harus mampu mengerti hubungan antara peristiwa-peristiwa di dalam
kenyataan dengan nilai-nilai moral itu dan menilai adakah kesesuaian atau tidak
sehingga kebenaran berwujud sebagai nilai standard atau asas normatif bagi
tingkah laku. Apa yang ada di dalam subyek (ide, kesan) termasuk tingkah laku
harus dicocokkan dengan apa yang ada di luar subyek (realita, obyek,
nilai-nilai) bila sesuai maka itu benar.
2. Teori
Consistency
Teori ini
merupakan suatu usah apengujian (test) atas arti kebenaran. Hasil test dan
eksperimen dianggap relible jika kesan-kesanyang berturut-turut dari satu
penyelidik bersifat konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan
penyelidik lain dalam waktu dan tempat yang lain.
Menurut
teori consistency untuk menetapkan suatu kebenarna bukanlah didasarkan atas
hubungan subyek dengan realitas obyek. Sebab apabila didasarkan atas hubungan
subyek (ide, kesannya dan comprehensionnya) dengan obyek, pastilah ada
subyektivitasnya. Oleh karena itu pemahaman subyek yang satu tentang sesuatu
realitas akan mungkin sekali berbeda dengan apa yang ada di dalam pemahaman
subyek lain.
Teori ini
dipandang sebagai teori ilmiah yaitu sebagai usaha yang sering dilakukan di
dalam penelitian pendidikan khsusunya di dalam bidang pengukuran pendidikan.
Teori
konsisten ini tidaklah bertentangan dengan teori korespondensi. Kedua teori ini
lebih bersifat melengkapi. Teori konsistensi adalah pendalaman dankelanjutan
yang teliti dan teori korespondensi. Teori korespondensi merupakan pernyataan
dari arti kebenaran. Sedah teori konsistensi merupakan usaha pengujian (test)
atas arti kebenaran tadi.
Teori
koherensi (the coherence theory of trut) menganggap suatu pernyataan benar bila
di dalamnya tidak ada perntentangan, bersifat koheren dan konsisten dengna
pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar. Dengan demikian suatu
pernyataan dianggap benar, jika pernyataan itu dilaksanakan atas pertimbangan
yang konsisten dan pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya.
Rumusan
kebenaran adalah turth is a sistematis coherence dan trut is consistency. Jika
A = B dan B = C maka A = C
Logika
matematik yang deduktif memakai teori kebenaran koherensi ini. Logika ini
menjelaskan bahwa kesimpulan akan benar, jika premis-premis yang digunakan juga
benar. Teori ini digunakan oleh aliran metafisikus rasional dan idealis.
Teori ini
sudah ada sejak Pra Socrates, kemudian dikembangan oleh Benedictus Spinoza dan
George Hegel. Suatu teori dianggapbenar apabila telah dibuktikan (klasifikasi)
benar dan tahan uji. Kalau teori ini bertentangan dengan data terbaru yagn
benar atau dengan teori lama yang benar, maka teori itu akan gugur atau batal
dengan sendirinya.
3. Teori
Pragmatisme
Paragmatisme
menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal apra pendidik sebagai metode
project atau medoe problem olving dai dalam pengajaran. Mereka akan benar-benar
hanya jika mereka berguna mampu memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu
itu benar, jika mengmbalikan pribadi manusia di dalamkeseimbangan dalam keadaan
tanpa persoalan dan kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya
manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu
melakukan penyesuaian dengan tuntutan-tuntutan lingkungan.
Dalam dunia
pendidikan, suatu teori akan benar jika ia membuat segala sesutu menjadi lebih
jelas dan mampu mengembalikan kontinuitas pengajaran, jika tidak, teori ini
salah.
Jika teori
itu praktis, mampu memecahkan problem secara tepat barulah teori itu benar.
Yang dapat secara efektif memecahkan masalah itulah teori yang benar
(kebenaran).
Teori
pragmatisme (the pragmatic theory of truth) menganggap suatu pernyataan,
teori atau dalil itu memliki kebanran bila memiliki kegunaan dan manfaat bagi
kehidupan manusia.
Kaum
pragmatis menggunakan kriteria kebenarannya dengan kegunaan (utility) dapat
dikerjakan (workobility) dan akibat yagn memuaskan (satisfaktor consequence).
Oleh karena itu tidak ada kebenaran yang mutak/ tetap, kebenarannya tergantung
pada manfaat dan akibatnya.
Akibat/
hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis adalah :
1. Sesuai
dengan keinginan dan tujuan
2. Sesuai
dengan teruji dengan suatu eksperimen
3. Ikut
membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis (ada)
Teori ini
merupakan sumbangan paling nyata dari pada filsup Amerika tokohnya adalha
Charles S. Pierce (1914-1939) dan diikuti oleh Wiliam James dan John Dewey
(1852-1859).
Wiliam James
misalnya menekankan bahwa suatu ide itu benar terletak pada konsikuensi, pada
hasil tindakan yang dilakukan. Bagi Dewey konsikasi tidaklah terletak di dalam
ide itu sendiri, malainkan dalam hubungan ide dengan konsekuensinya setelah
dilakukan. Teory Dewey bukanlah mengerti obyek secara langsung (teori
korepondensi) atau cara tak langsung melalui kesan-kesan dari pada realita
(teori konsistensi). Melainkan mengerti segala sesuai melalui praktek di dalam
program solving.
4. Kebenaran
Religius
Kebenaran
adalah kesan subjek tentang suatu realita, dan perbandingan antara kesan dengan
realita objek. Jika keduanya ada persesuaian, persamaan maka itu benar.
Kebenaran
tak cukup hanya diukur dnenga rasion dan kemauan individu. Kebenaran bersifat
objective, universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini
secara antalogis dan oxiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui
wahyu.
Nilai
kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan itu adalah objektif namun bersifat
superrasional dan superindividual. Bahkan bagi kaum religius kebenarn aillahi
ini adalah kebenarna tertinggi, dimnaa semua kebanaran (kebenaran inderan,
kebenaran ilmiah, kebenaran filosofis) taraf dan nilainya berada di bawah
kebanaran ini :
Agama
sebagai teori kebenaran
Ketiga teori
kebenaran sebelumnya menggunakan alat, budi,fakta, realitas dan kegunaan
sebagai landasannya. Dalam teori kebanran agama digunakan wahyu yang bersumber
dari Tuhan. Sebagai makluk pencari kebeanran, manusia dan mencari dan menemukan
kebenaran melalui agama. Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai
dan koheren dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.agama
dengan kitab suci dan haditsnya dapat memberikan jawaban atas segala persoalan
manusia, termasuk kebenaran.
·
Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan. Sumber kebenaran adalah manusia.
Kepercayaan itu dapat di bedakan atas.
Ø Kepercayaan Kepada Tuhan
Kepercayaan kepada tuhan yang maha
itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi
diciptakan oleh tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan
kebenaran, kepercayaan itu amat penting . karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan tuhannya. Bagaimana tuhan dapat
menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada
tuhannya usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan.
Usaha itu antara lain.
a)
Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatibadah
b)
Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c)
Meningkatkan kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong
dermawan, dan sebagainya
d)
Mengurangi nafsu mengumlukan harta yang berlebihan
e)
Menekan perasaan negative seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar