Selasa, 20 Februari 2018

He is my inspiration

Haiii !!!
Udah lama ya ga nulis blog lagi, udah lama ga nulis blog selain karena urusan "tugas kuliah", oh iya ini juga pertama kalinya lagi aku nulis kaya gini dari tahun 2017 sampai 2018 sekarang ini, lama juga ya hihihi, entah kenapa dalam satu tahun 2017 itu aku ga nulis, apa karena aku terlalu menikmati 2017 ku?
Bener bangett! Alasan aku ga nulis hingga setahun itu karena memang aku lupa dengan kebiasaan menulis, karena apa? Karena ada seseorang yang membuat hari ku ga kosong, dia selalu menjadi tempat aku bercerita, ngoceh, bahkan waktu aku bisa habis dengan begitu saja hanya karena menunggu doi, maklumlah doi orang sibuk yang sangat sibuk.
Kok bisa orang sesibuk dia bikin kamu jadi nikmatin waktu kamu sama dia yan? Entahhlah mungkin itu namanya cinta hihihi (sok tau tentang cinta lu yan), tapi seriusan mungkin kalian akan anggap aku bodoh alasan kenapa gua bisa sama dia, karena saat itu aku yakin bahwa dia adalah "doa" dari semua yang aku sampaikan pada Tuhan.
Perkenalkan doi adalah seorang yang sebenernya jauh dari kriteria orang yang aku suka, sangat jauh, bahkan adik aku bilang "kak aku yakin doi bukan tipe kaka kan? Kok kaka bisa terima dia? " yaa alasaannya itu karena "Doa", entah kenapa aku kaya yakin kalo dia adalah "doa" yang Tuhan kabulkan, walaupun memang di awal aku agak ragu "kok dia? Masa dia? ", Tapi ya ituu jadinya kan
Doi yang selalu sibuk dan teramat sibuk dengan dunianya, tapi entah aku masih bisa merasa "selaw" ya pikiran aku masih tenang aja, ga permasalahin doi yang sibuk, bahkan temen-temen aku selalu bilang "yan kamu sebenernya ada rasa ga sih sama doi? Kok lu biasa aja sih? Kok kamu ga permasalahin doi? ", ya aku juga gatau dulu kenapa bisa gitu, tapi aku selalu tanam dalam hati dan pikiranku "dia adalah orang yang baik, dia adalah doa yang Tuhan kasih ke aku, Tuhan ga akan kasih yang macem-macem untuk aku"
Semakin lama yang tadi nya aku mengganggap dia adalah sebuah "doa", aku semakin kuat bahwa dia adalah  "jawaban", benar-benar jwaban dari doa yang aku sampaikan pada Tuhan. Semakin lama yang awalnya masih sedikit ragu mulai percaya, dan mulai memotivasi diriku, dan aku mulai menjadikan dirinya sebagai inspirasiku, entah aku merasa semenjak aku nyaman sama dia, ada sesuatu yang selalu menarik aku "ayo yan ayo".
Semakin lama aku semakin nyaman, tak memperdulikan selisih umur kami yang lumayan jauh (beda 3 tahun), ga mempedulikan orang bilang "kok kamu mau sih yan, doi mirip mirip om om tau" tapi aku ga peduli, bahkan ga sedikit yang bilang aku adalah "matre", aku denger loh aku tau loh apa yang kalian omongin tentang aku, tapi aku ga peduli, aku cuma anggap kalian iri ga bisa bikin aku goyah.
Dan satu ketika disaat hubungan kami sudah mau menginjak 1 tahun, kami mengakhiri hubungan kami, aku juga gatau apa permasalahannya yang pasti, apa salah akh terbuka? Apa salah aku hanya ingin tau pembuktian dari kamu, apa aku salah mau nunjukin ke mereka kalo kamu bukan seperti apa yang mereka mau, intinya kami berpisah~
Kami berpisah begitu saja tanpa adanya pertemuan, perkataan, atau apapun, bahkan apa pun yang aku lakukan tak pernah ada respon
Aku cuma bisa bertanya dalam dia, ada apa sih? Kenapa sih? Aku kenapa? Kamu kenapa?
Setelah itu aku pun hidup dalam kekacauan, pokoknya aku kacau
Aku pun marah, kenapa orang yang aku percaya sebagai "doaku" dan "jawaban dari doa ku" malah membuat aku seperti tak punya iman dalam hidup? Kenapa!
Dan aku pun teringat pada "doaku" itu, bahwa dalam doaku itu aku berharap "cukup 1 tahun saja itu sudah membuatku bahagia", dan disitu pun aku langsung sadar, dia memang benar benar jawabannya, tapi nayatanya itu hanya titipan 1 tahun seperti yang aku minta sama Tuhan
Sesak? Yaa sangat sesak, tapi ya apalagi mau apalagi, itu hanya titipan dari Tuhan,
Hal yang harus aku lakukan ya cuma ikhlas dan tetap lakukan yang terbaik (mengutip dari perkataan mamah),  rasanya malu sekali sama mamah,  baru juga aku berani kenalin dan ini pertama kali aku perkenalkan seorang pria ke orang tuaku dan mengakuinya sebagai "teman spesial"
Tapi ya bagaimana lagi kan, kita ga bisa memaksa doi, yang penting saat itu aku sudah mencoba bertahan dan mempertahankan, tapi dia melepaskannya, karena mau sampai kapan kita memggegam tangan orang yang sebenarnya dia sudah melepaskan tangannya, pasti akan lepas
Setelah aku menyadari akan doaku itu, aku pun semakin yakin bahwa dia hanyalah titipan, yasduahi saja, karena kita juga ga mungkin melanjutkan dengan orang yang gamau melewati permasalahan bersama kita, aku akui hubungi kami terlalu lempeng lempeng aja ga ada masalah atau konflik, kami hanya mengandalkan kata "saling percaya" kita lupa bahwa kita juga harus selalu menguatkan pegangan kita
"aku gatau apa yang akan terjadi di kemudian hari, aku akan bersama kamu lagi atau kamu akan kembali pada rumah sebenarnya, aku sayang kamu, tapi aku juga tidak mungkin bersungut, atau memohon, pada dasarnya aku juga tetap harus percaya,  bahwa Tuhan tak pernah dian membiarkan hidup kami dalam ketergantungan.

Aku sayang abang,  aku mengasihi abang, akan ada waktunya nanti untuk kita bertemu lagi waktu yang Tuhan berikan untuk kita melebihi doa yang aku minta pada saat itu
 ðŸ’•

Apa itu "Kita"?

 Hallo, apakabar? Pertanyaan itu akan menjadi pertanyaan yang mugkin sepele tapi itu sulit dan mungkin sangat sulit untuk disampaikan. "...